04 Desember 2008

MIQAT dalam Ibadah Haji dan Umroh

Miqat adalah batas-batas yang tidak boleh dilewati oleh orang yang sedang beribadah haji kecuali dengan berihram. Hal itu telah dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahialaihiwassalam dalam hadits Ibnu Abbas, ia berkata :

"Rasulullah Shalallahialaihiwassalam telah menentukan batas-batas tempat melaksanakan ibadah haji. Untuk penduduk Madinah adalah Dzulhulaifah, untuk penduduk Syam Al-Juhfah, untuk penduduk Nejed Qarn Al Manazil, dan untuk penduduk Yaman Yalamlam. Kemudian beliau bersabda, "Miqat-miqat itu adalah untuk semua penduduk yang tinggal disitu dan untuk siapa saja yang datang kesana dan dia bukan penduduknya, tetapi hendak melaksanakan ibadah haji dan umrah. Dana barangsiapa tinggal di dalam batas itu (antara miqat dan Makkah), dari mana ia tinggal, hingga tempat ihram penduduk Makkah dari Makkah". (Muttafaqun 'alaih).

Miqat-miqat itu sebagai tempat awal bagi para penduduknya untuk memakai ihram. Demikian pula semua orang yang lewat disana yang bukan penduduknya, tetapi hendak beribadah haji dan umrah. Barang siapa yang tidak melalui miqat-miqat itu dalam perjalanannya, ia harus berihram jika telah mengetahui tempat yang sejajar dengan yang paling dekat dengan miqat-miqat itu. Umar Radhiallahuanhu berkata :

"Maka lihatlah tempat yang sejajar dengannya pada jalan yang kalian tempuh?". (HR. Al-Bukhari).

Demikian pula mereka yang naik pesawat terbang, harus berihram jika telah sejajar dengan salah satu miqat ketika masih di udara. Jika telah sejajar dengan miqat, berniat ihram dan bertalbiyah sejak ketika masih di udara. Tidak boleh baginya mengakhirkan ihram hingga pesawat mendekati landing/landas di bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Jeddah bukan Miqat dan bukan tempat haji atau umrah dari sana. Barangsiapa yang berihram dari tempat tersebut selain penduduknya, berarti ia telah meninggalkan yang wajib, yaitu berihram dari miqat. Maka ia harus membayar Dam.

Saudaraku sekalian, untuk jamaah calon haji Indonesia yang langsung ke Mekkah (gelombang ke dua) akan mengalami kondisi ini, untuk itu saya sarankan agar anda mempersiapkan diri mulai dari Asrama haji (mandi sunnah ihram tetapi jangan melafadzkan "Labbaik Allahuma umratan" dulu), kemudian berpakaian ihram (untuk laki-laki pakai dua lembar kain, karena kalau perempuan persiapannya lebih mudah). Tidak usah khawatir akan kedingingan dipesawat, karena pakaian ihram cukup hangat bahkan ketika kami berada di Mina, Arafah, dan Mudzdalifah yang dinginnya luar biasa pada musim haji 1427 H lalu, Alhamdulillah tidak ada kendala. Yakinlah Allah pasti memberikan kemudahan.

Kita akan mengetahui kapan posisi pesawat telah sejajar dengan area miqat, pada saat melewati Yalamlam Pilot pesawat atau terkadang melalui petugas haji akan meng-informasikan kepada para jamaah. Untuk amannya, Anda bisa pesan ke awak kabin (pramugari) agar diingatkan beberapa menit sebelum sampai di titik koordinat Yalamlam melalui informasi dari ruang pilot. Anda amati layar monitor yang ada untuk memastikan koordinat/titik Yalamlam. Pada saat sampai di titik Yalamlam, kita melafadzkan niat Umrah (telah memakai pakaian Ihrom).Sejak saat ini mulailah berlaku pantangan Ihram, dan teruslah ber Talbiyah.

Sempurnakanlah pelaksanaan haji dan umrah anda sebagaimana yang diajarkan Rasulullah. Insya Allah Allah akan memberikan kemudahan dan kenikmatan yang tak terhingga jika kita idtiba' dijalanNya.

Wallahua'lam bishawab.

Alhamdulillah, blog counter kali dikunjungi

0 komentar: